Dari arah Jagorawi, belok kiri kira-kira 1 km setelah pertigaan Taman Safari Cisarua. Sebelumnya kami sudah pernah dengar tentang Alfa Resort Cisarua, tetapi informasinya minim sekali, termasuk dari internet, gak nemu website resmi dari management Alfa Resort pada waktu itu. Jadi sewaktu pada akhirnya kami diajak retreat oleh Jakarta Baptist Church Community Hayam Wuruk Centre (thank you guys.. Gbu all) dan berkesempatan menginap selama 2 malam disana gw mengambil waktu untuk mendokumentasikan Alfa Resort dalam gambar, siapa tahu berguna ;D.. so..enjoy...
Full Size bus juga masuk.
Outdoor games, everyone?
Lapangan beton ini terletak persis di atas salah satu villa. Bayangin berisiknya dibawah kalau ada yang main bola basket disini.. :D
One of the villas. Setiap villa diberi nama mulai dari Alpha, Bravo, Charlie, Delta... get it? Biasanya setiap villa terdiri dari beberapa kamar, ruang berkumpul dan sejumlah kamar mandi.
Villa Delta tempat gw menginap, lihat "gubug" kecil di sebelah kanan? Sore2 minum kopi sambil makan snack disitu... mantab...
Don't expect too much but this is the restaurant.
Salah satu villa yang gw perhatiin cukup bagus, banyak material kayu dan punya ruang berkumpul yang luas didalam nya lengkap dengan meja bilyar.
Don't forget to bring that basket ball and those badminton rackets... ;P
Tempat favorit anak gw, terletak persis disebelah villa Delta, agak dingin tapi anak gw betah berjam-jam main disini. Ada 2 bagian kolam, yang besar agak dalam, > 1.6 m. Main disini kira2 jam 2-3 sore, ideal, gak terlalu dingin.
Function Room, lumayan lega tempatnya.
Sekali lagi, don't expect too much, nasi goreng for breakfast.
A trip back to Boston was just about all the Celtics needed to claim their 17th NBA Championship in franchise history.
In front of an electric home crowd, Kevin Garnett exploded for 26 points and 14 rebounds as the Celtics dismantled the Lakers in Game 6, 131-92, on Tuesday.
Finals MVP Paul Pierce scored 17 and Rajon Rondo filled up the stat sheet with 21 points, seven rebounds, eight assists and six steals as Boston captured its first title since 1986.
Pasar notebook Indonesia sudah mulai diramaikan oleh kehadiran notebook mungil berharga murah, apa saja pilihan yang ada dan apakah Anda sudah membutuhkannya?
Just another gadget? Diawali oleh Asus Eee PC, maraknya kemunculan notebook mini belakangan ini cukup menarik perhatian. Ada beberapa sebutan untuk notebook mini, ada yang menyebut Mini - Note, Mini PC, UMPC, subnotebook, dll. Ciri khas notebook mini ini antara lain adalah layarnya yang berukuran <=10 inci, mempunyai faktor bentuk persis seperti notebook biasa, full qwerty keyboard dengan ukuran keypad kira2 s/d 95% ukuran keypad notebook normal, dan bobotnya jauh lebih ringan daripada notebook normal, dalam banyak contoh dibawah 1 kg. Para produsen notebook mini ini mengklaim bahwa form factor notebook mereka akan membuat penggunanya lebih mobile.
Ketika terdampar di Jakarta, usia Thomas masih muda. Dan, seperti anak-anak muda pendatang lainnya dia pun mempunyai cita-cita untuk meraih hidup sukses di kota ini. Namun, ketika melihat kenyataan bahwa banyak penghuni kota ini yang mencoba bertahan hidup, antara lain dari mengais-ngais sampah, dan tidur di emperan dan kolong jembatan, atau tinggal di bilik-bilik kumuh dekat tempat pembuangan sampah, sementara anak-anak mereka berkeliaran, tidak bersekolah, maka dia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk mereka. Dengan semangat dan kegigihannya, dia mengumpulkan anak-anak dari para pemulung dan orang-orang miskin, untuk belajar. Dia juga menjadi pembimbing, penasihat, dan penyemangat bagi mereka yang telah berusia lanjut dalam menjalani sisa-sisa hidup mereka. Bahkan, dia kemudian mencari dan mengumpulkan anak-anak muda yang terganggu jiwanya, dan hidup berkeliaran. Dia sendiri yang merawat mereka, sampai mereka pulih kembali.
ThomasSelan (36 tahun) Lahir : 9 Maret 1972 didi So'e, Timor-Kupang.
Pada usia 15 tahun Thomas ikut kakaknya kePontianak,Kalbar. Di sana setamat SMA, diamencoba ikut UMPTN, tapi tidak lulus. Dia lalu bekerja di perusahaan Barito Pacific Timber.
Setelah merasa mempunyai uang cukup, dia ingin kembali dulu ke Timor via jakarta. Ketika tiba di Jakarta, dia bertemu kawan yang menawarkan dia untuk bekerja di Jakarta saja. Dia lalu bekerja sebagai Satpam yang bertugas pada malam hari. Ketika bekerja sebagai Satpam, dia terkesan pada temannya, yang bekerja sebagai petugas kebersihan,.yang giat melakukan pelayanan rohani (Kristen).
Akhirnya Thomas dan seorang temannya, Abraham, memutuskan untuk melakukan tugas pelayanan dalam bentuk lain. Mereka mengamen pada siang hari, di bus-bus kota. Hasil mereka mengamen itu, bukandigunakan untuk keperluan mereka sendiri tapi justru mereka belikan beras, tempe, tahu, dan sebagainya, kemudian mereka masak dan membungkusnya sendiri menjadibeberapa bungkus, lalu mereka antarkan sendiriuntuk dibagi-bagikan kepada para orang miskin, terlantar, yang tidur di emperan atau di kolong jembatan.
Pada suatu saat temannya berangkat ke Manado, untuk melayani para pengungsi yang datang dari Maluku,ketika terjadi krisis horisontal di sana, maka dia memutuskan untuk melakukan pelayanan sendiri. Di dekat tempat tinggalnya itu ada tempat pembuangan sampah. Dia mengumpulkan enam orang anak (yang orang tuanya menjadi pemulung). untuk belajar membaca dan menulis. Thomas sendiri yang bertindak sebagai guru. Tiga bulan kemudian anak didiknya menjadi 80 orang anak. Melihat minat anak-anak di sekitar tempat tinggalnya yang semakin bertambah, makadengan bantuan dari sebuah yayasandia mendirikan taman kanak-kanak, khusus untuk anak anak-anak para pemulung dan penduduk miskin di sekitarnya. Di samping itu, dia juga membuka kegiatan bimbingan belajar. Saat itu anak-anak yang belajar mencapai 200 anak. Semua peralatan belajar, dia usahakan sendiri. Kegiatan ini dilakukan pada hari Sabtu.Untuk mengajar sekian banyaknya murid, dia dibantu oleh para sukarelawan lainnya, yang pada hari-hari biasa merupakan karyawan-karyawan swasta.
Ketika sedang mengajar anak-anak itu, suatu ketika Thomas didatangi oleh beberapa orang lanjut usia (Lansia) yang memintanya untuk membimbing/melayani mereka juga. Kini jumlah para Lansia yang berada di bawah bimbingannya telah menjadi 150 orang. Setiap Senin dia melayani para Lansia ini di Gereja Salvatore,Sunter. ParaLansia ini umumnyabekerja sebagai pemulung. Jika antara mereka ada yang sakit maka Thomas akan mengusahakan agar mereka bisa memperoleh perawattan dan pengobatan. Dan jika ada yang meninggal, maka Thomas akan mengusahakan agar bisa dimakamkan dengan layak.
Pada suatu saat dia berkunjung ke suatu daerah kumuh.di Warakas, Jakarta Utara. Di sana dia menemukan seorang gila, bernama Usman. Menurut penduduk sekitar situ, Usmansudah sembilan tahun.berada di situ. Badannya sangat kotor, rambutnya yang panjang sampai punggung., sudah menyatu keras, karena tak pernah dicuci.Usman ini lalu dibawa ke rumahnya, lalu dicukurrambutnya sampai gundul, dimandikan dengan memakai rinso dan sabun colek. Satu minggu baru badannya benar-benar bersih.
Usman dirawat dan didoakan oleh Thomas sendiri. Setelah tiga bulan, ingatanUsman mulai pullih. Dia menceritakan bahwa dia menjadi seperti itu karena istrinya selingkuh dengan pria lain.
Ketika Usman diajak untuk berekreasi ke kebun-binatang(menggunakan kereta api), dia tidak mau turun dari kereta walaupun sudah sampai. Akhirnya dia terbawa kereta, dan sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi.
Thomas lalu mengangkat satu anak gila lainnya, Rendi. Sekarang jumlah mereka sudah 24 orang. 14 orang bisa normal kembali dan bekerja, dua sedang pulang ke kampungnya, dan yang tinggal ada delapan orang.
Kini, sejak satu setengah tahun yang lalu, Thomas telah memperoleh tempat sebagai pusat kegiatannya, yaitu di wilayah Sunter. Di tempat ini, dia telah membangun sebuah rumah,tempat dia, isterinya, dan seorang anaknya tingggal. Rumah ini tadinya sekaligus juga sebagai tempatnya melakukan beberapa kegiatan, dan tempat berkumpul/tinggal anak-anak yang terganggu pikirannya. Namun, belum lama ini, ada seorang ibu, yang bersimpati terhadap usaha-usaha kemanusiaanyang dilakukan Thomas, telah menyumbangkan sebuah bangunan 6 x 12 m, di sebelah rumah tinggalnya. Di bangunan yang baru inilah kini Thomas melakukan berbagai kegiatan, seperti kebaktian, mengasuh anak-anak muda yang terganggu syarafnya.
Kemudian, juga ada yang menyumbang uang, yang oleh Thomas dimanfaatkan untuk membangun sebuah bangunan sederhana yang dijadikan semacam warung untuk menjual kebutuhan sehari-hari.
Thomas sampai saat ini terusmenjalankan semua kegiatan manusiawi ini. Dan dalam menjalankan kegiatannya diamenyerahkan segala sesuatunya hanya kepada Tuhan. Dia senantiasa berdoa, agardiberi kekuatan untuk terus mencari dan menemukan mereka yangmerasa terbuang dan kehilangan masa depan, dan membantu mereka untuk memperoleh kembali semangat hidup, dan harapan untuk bisa hidup layak.