Monday, June 30, 2008
Alfa Resort Cisarua
Wednesday, June 18, 2008
Boston Massacre: It's the Truth - Celtics Blow Out Lakers for #17
A trip back to Boston was just about all the Celtics needed to claim their 17th NBA Championship in franchise history.
In front of an electric home crowd, Kevin Garnett exploded for 26 points and 14 rebounds as the Celtics dismantled the Lakers in Game 6, 131-92, on Tuesday.
Finals MVP Paul Pierce scored 17 and Rajon Rondo filled up the stat sheet with 21 points, seven rebounds, eight assists and six steals as Boston captured its first title since 1986.
Era notebook mungil dan murah
Just another gadget?
Diawali oleh Asus Eee PC, maraknya kemunculan notebook mini belakangan ini cukup menarik perhatian. Ada beberapa sebutan untuk notebook mini, ada yang menyebut Mini - Note, Mini PC, UMPC, subnotebook, dll. Ciri khas notebook mini ini antara lain adalah layarnya yang berukuran <=10 inci, mempunyai faktor bentuk persis seperti notebook biasa, full qwerty keyboard dengan ukuran keypad kira2 s/d 95% ukuran keypad notebook normal, dan bobotnya jauh lebih ringan daripada notebook normal, dalam banyak contoh dibawah 1 kg. Para produsen notebook mini ini mengklaim bahwa form factor notebook mereka akan membuat penggunanya lebih mobile.
Untuk artikel selengkapnya silahkan kunjungi www.gemadepok.com
Saturday, June 14, 2008
Thomas Selan
Ketika terdampar di Jakarta, usia Thomas masih muda. Dan, seperti anak-anak muda pendatang lainnya dia pun mempunyai cita-cita untuk meraih hidup sukses di kota ini. Namun, ketika melihat kenyataan bahwa banyak penghuni kota ini yang mencoba bertahan hidup, antara lain dari mengais-ngais sampah, dan tidur di emperan dan kolong jembatan, atau tinggal di bilik-bilik kumuh dekat tempat pembuangan sampah, sementara anak-anak mereka berkeliaran, tidak bersekolah, maka dia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk mereka. Dengan semangat dan kegigihannya, dia mengumpulkan anak-anak dari para pemulung dan orang-orang miskin, untuk belajar. Dia juga menjadi pembimbing, penasihat, dan penyemangat bagi mereka yang telah berusia lanjut dalam menjalani sisa-sisa hidup mereka. Bahkan, dia kemudian mencari dan mengumpulkan anak-anak muda yang terganggu jiwanya, dan hidup berkeliaran. Dia sendiri yang merawat mereka, sampai mereka pulih kembali.
Thomas Selan
(36 tahun)
Lahir : 9 Maret 1972 di di So'e, Timor-Kupang.
Pada usia 15 tahun Thomas ikut kakaknya ke Pontianak, Kalbar. Di sana setamat SMA, dia mencoba ikut UMPTN, tapi tidak lulus. Dia lalu bekerja di perusahaan Barito Pacific Timber.
Setelah merasa mempunyai uang cukup, dia ingin kembali dulu ke Timor via jakarta. Ketika tiba di Jakarta, dia bertemu kawan yang menawarkan dia untuk bekerja di Jakarta saja. Dia lalu bekerja sebagai Satpam yang bertugas pada malam hari. Ketika bekerja sebagai Satpam, dia terkesan pada temannya, yang bekerja sebagai petugas kebersihan,.yang giat melakukan pelayanan rohani (Kristen).
Akhirnya Thomas dan seorang temannya, Abraham, memutuskan untuk melakukan tugas pelayanan dalam bentuk lain. Mereka mengamen pada siang hari, di bus-bus kota. Hasil mereka mengamen itu, bukan digunakan untuk keperluan mereka sendiri tapi justru mereka belikan beras, tempe, tahu, dan sebagainya, kemudian mereka masak dan membungkusnya sendiri menjadi beberapa bungkus, lalu mereka antarkan sendiri untuk dibagi-bagikan kepada para orang miskin, terlantar, yang tidur di emperan atau di kolong jembatan.
Ketika sedang mengajar anak-anak itu, suatu ketika Thomas didatangi oleh beberapa orang lanjut usia (Lansia) yang memintanya untuk membimbing/melayani mereka juga. Kini jumlah para Lansia yang berada di bawah bimbingannya telah menjadi 150 orang. Setiap Senin dia melayani para Lansia ini di Gereja Salvatore, Sunter. Para Lansia ini umumnya bekerja sebagai pemulung. Jika antara mereka ada yang sakit maka Thomas akan mengusahakan agar mereka bisa memperoleh perawattan dan pengobatan. Dan jika ada yang meninggal, maka Thomas akan mengusahakan agar bisa dimakamkan dengan layak.
Pada suatu saat dia berkunjung ke suatu daerah kumuh.di Warakas, Jakarta Utara. Di sana dia menemukan seorang gila, bernama Usman. Menurut penduduk sekitar situ, Usman sudah sembilan tahun.berada di situ. Badannya sangat kotor, rambutnya yang panjang sampai punggung., sudah menyatu keras, karena tak pernah dicuci.Usman ini lalu dibawa ke rumahnya, lalu dicukur rambutnya sampai gundul, dimandikan dengan memakai rinso dan sabun colek. Satu minggu baru badannya benar-benar bersih.
Usman dirawat dan didoakan oleh Thomas sendiri. Setelah tiga bulan, ingatan Usman mulai pullih. Dia menceritakan bahwa dia menjadi seperti itu karena istrinya selingkuh dengan pria lain.
Ketika Usman diajak untuk berekreasi ke kebun-binatang (menggunakan kereta api), dia tidak mau turun dari kereta walaupun sudah sampai. Akhirnya dia terbawa kereta, dan sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi.
Thomas lalu mengangkat satu anak gila lainnya, Rendi. Sekarang jumlah mereka sudah 24 orang. 14 orang bisa normal kembali dan bekerja, dua sedang pulang ke kampungnya, dan yang tinggal ada delapan orang.
Kini, sejak satu setengah tahun yang lalu, Thomas telah memperoleh tempat sebagai pusat kegiatannya, yaitu di wilayah Sunter. Di tempat ini, dia telah membangun sebuah rumah, tempat dia, isterinya, dan seorang anaknya tingggal. Rumah ini tadinya sekaligus juga sebagai tempatnya melakukan beberapa kegiatan, dan tempat berkumpul/tinggal anak-anak yang terganggu pikirannya. Namun, belum lama ini, ada seorang ibu, yang bersimpati terhadap usaha-usaha kemanusiaan yang dilakukan Thomas, telah menyumbangkan sebuah bangunan 6 x 12 m, di sebelah rumah tinggalnya. Di bangunan yang baru inilah kini Thomas melakukan berbagai kegiatan, seperti kebaktian, mengasuh anak-anak muda yang terganggu syarafnya.
Kemudian, juga ada yang menyumbang uang, yang oleh Thomas dimanfaatkan untuk membangun sebuah bangunan sederhana yang dijadikan semacam warung untuk menjual kebutuhan sehari-hari.