Ketika terdampar di Jakarta, usia Thomas masih muda. Dan, seperti anak-anak muda pendatang lainnya dia pun mempunyai cita-cita untuk meraih hidup sukses di kota ini. Namun, ketika melihat kenyataan bahwa banyak penghuni kota ini yang mencoba bertahan hidup, antara lain dari mengais-ngais sampah, dan tidur di emperan dan kolong jembatan, atau tinggal di bilik-bilik kumuh dekat tempat pembuangan sampah, sementara anak-anak mereka berkeliaran, tidak bersekolah, maka dia merasa terpanggil untuk berbuat sesuatu untuk mereka. Dengan semangat dan kegigihannya, dia mengumpulkan anak-anak dari para pemulung dan orang-orang miskin, untuk belajar. Dia juga menjadi pembimbing, penasihat, dan penyemangat bagi mereka yang telah berusia lanjut dalam menjalani sisa-sisa hidup mereka. Bahkan, dia kemudian mencari dan mengumpulkan anak-anak muda yang terganggu jiwanya, dan hidup berkeliaran. Dia sendiri yang merawat mereka, sampai mereka pulih kembali.
Read more...
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment